Anak-Anak Sungai Sondong

Alhamdulillah, akhirnya buku Anak-Anak Sungai Sondong siap diedarkan. Buku ini terpilih menjadi Pemenang Pusat Buku (PUSBUK) Kemendikbudristek 2023. Terima kasih Mas Gilar atas ilutrasinya yang keren. Terima kasih Mbak Maya Lestari Gf yang sudah memberika masukan untuk buku ini. Terima kasih panitia dari Pusat Buku (PUSBUK) Kemendikbudristek. Inilah kisah Anak-Anak Sungai Sondong. Terinspirasi dari sungai di desa saya. Menuliskannya sambil mengingat masa-masa bermain di Sungai Sondong.Sangat menyenangkan. Nama tokoh utama adalah Fajar dan nama pemilik pabrik adalah Zov. Ada lagi istilah-istilah yang dekat dengan saya waktu anak-anak seperti durung, lattang, tuba, haroan bolon, tangga batu, buah karet, mallior lioran, Sungai Ranggasan, Sungai Bolon, turi-turian, main lubuk, ombus-ombus, begu.

Dikirimkan di Buku

Jemuran Kecil

Alhamdulillah, buku Jemuran Kecil terpilih menjadi Pemenang Penulis Bahan Bacaan Gerakan Literasi Nasional (GLN) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek 2023. Terima kasih Mbak Zunda yang sudah mau diajak berkolaborasi untuk Jemuran Kecil. Terima kasih Bapak Benny Rhamdani dan Ibu Riama yang sudah memberika masukan untuk buku ini. Terima kasih Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek.

Dikirimkan di Buku

Kalung Setengah Hati Masuk Top Best Seller BIP

Alhamdulillah, novel Kalung Setengah Hati masuk ke dalam 10 besar buku terlaris BIP 2020 atau top best seller kategori fiksi. Semoga ini mencambukku agar semakin semangat menulis dan membunuh yang bernama ‘hantu’ kemalasan. Harapanku, di tahun 2021 ini, semoga tetap diberi ide-ide dalam menulis, naskah-naskahku diterima penerbit atau media, tulisan-tulisan atau buku-bukuku semakin disukai dan bermanfaat banyak untuk para pembaca, dan semakin ulet dalam bekerja. Amin ya rabbal alamin.
Mari bermimpi dan berusaha setinggi-tingginya dan semanis-manisnya. Terima kasih banyak para pembaca. Ini kado buat kalian.

Dikirimkan di Buku

Finalis Kompetisi Menulis Indiva 2020 Kategori Novel Anak

Alhamdulillah, masuk 15 besar. Sejujurnya naskah “Tiga Serangkai dan Sungai Sondong” ini mau dikirim di Kompetisi Menulis Indiva tahun 2019. Naskah sudah siap dengan semua syarat-syaratnya. Ketika sudah datang ke kantor pos, si bapak posnya bilang kantornya sudah tutup. Dan itu tenggat terakhir. Pulang ke rumah dengan sedikit kecewa. Setahun lamanya naskah ini menunggu nasib. Dibaca dan diedit.

Tibalah Kompetisi Indiva 2020, di masa pandemi, ada satu ide naskah novel anak dalam kepala saya. Tentang kenangan waktu Sekolah Dasar. Ide itu hampir muntah dari kepala. Sudah saya buat outline dengan rapi. Saya tulis lembar demi lembar, tetapi tenggat semakin dekat sedangkan hutang naskah belum terbayar. Tidak akan terkejar. Jadi saya memutuskan mengirimkan “Tiga Serangkai dan Sungai Sondong”. Malam tepat tenggat kompetisi, saya sudah memasukkan naskah ini ke dalam amplop di tempat fotokopi. Saya cek lagi syarat-syaratnya di website Indiva. Ada syarat yang belum saya penuhi, yaitu sinopsis dan biodata. Setelah dari kos mengambil struk pembelian buku indiva, saya kembali ke kantor menyelesaikan syarat lain itu. Sepanjang jalan saya berdoa semoga kantor pengiriman belum tutup. Saya datang ke tempat jasa pengiriman. Waktu itu ada antrian dengan orang-orang memakai masker. Dan naskah berhasil dikirim. Dan alhamdulillah, naskah ini masuk 15 besar. Masuk 15 besar dari 99 peserta sudah membuat saya bersyukur sekali. Sungguh bersyukur sekali. Betapa Allah SWT sangat sayang kepadaku. Ayo semangat!

Dikirimkan di Buku

Kalung Setengah Hati

Kamu dapat membeli novel saya ini di toko buku kesayangan kamu, misalnya Gramedia, atau memesannya di toko buku online, Toko Pedia, Shopee, Lazada, Bukalapak. Selamat berbelanja buku ini dan selamat membaca untuk kamu yang selalu menunggunya datang. Oh, ya. Bagi yang mau dapat novel ini plus tanda tangan silakan pesan ke 082361609914 (whatsapp) atau DM instagram ramajani_sinaga. Atau bisa juga di Shopee Gramedia ini:

https://shopee.co.id/KALUNG-SETENGAH-HATI-i.63842097.4128303838

Dikirimkan di Buku

Kalung Setengah Hati

Rindu

Dan benarlah kalau

rasa kehilangan itu

akan ada ketika kamu

sudah tidak bisa

menjangkau tangannya

dengan tanganmu sendiri.

Hilang.

Dan salahkah aku untuk

menunggunya kembali.

Di sini.

Di sisi.

 

Yeah, telah terbit novel Kalung Setengah Hati Penerbit Bhuana Sastra. Kamu dapat membelinya di toko buku kesayangan kamu, misalnya Gramedia,  atau memesannya di toko buku online, Toko Pedia, Shopee, Lazada, Bukalapak. Selamat berbelanja buku ini dan selamat membaca untuk kamu yang selalu menunggunya datang. Oh, ya. Bagi yang mau dapat novel ini plus tanda tangan silakan pesan ke 085371041325 (whatsapp) atau DM instagram ramajani_sinaga

Dikirimkan di Buku

Memori

Buku ini sebenarnya sudah lama terbit, saya terlambat untuk membacanya, tapi saya kira tidak ada kata terlembat untuk belajar dan memahami isi novel ini.

Novel ini bercerita tentang Mahoni, gadis arsitek di Virginia dan mengidolakan Frank O. Gehry, harus pulang ke Indonesia karena telepon dari Om Ranu. Mahoni pulang ke Jakarta dan merawat Sigi, sosok yang paling dibenci, dan ia malah bertemu dengan Simon.

Setiap karakter dari tokoh, menurutku, begitu kuat. Mahoni dengan segala kekurangannya, Simon, Sigi, Sofia, Grace, Mae, tapi yang paling saya sukai adalah Sigi dan Sofia. Sofia yang merelakan…  Baca lebih lanjut

Dikirimkan di Buku

Jejak-Jejak Kreatif 100 Seniman Sastrawan Sumatera Utara

 

Medanbisnisdaily.com-Medan. Forum sastrawan Deli Serdang (Fosad) bekerjasama dengan Dinas Budaya dan Pariwisata Sumatera Utara, membukukan jejak 100 sastrawan/seniman asal Sumut dengan judul “Jejak-jejak Kreatif 100 Seniman/Sastrawan Sumatera Utara”.
Buku yang diberi pengantar oleh Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi ini menambah dokumentasi tentang sastrawan/seniman Sumatera Utara yang dalam beberapa tahun terakhir ini memang kurang terarsip.
Kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (27/5/2018), inisiator sekaligus penyusun buku ini, Sugeng Satya Dharma mengatakan, tujuan pembuatan buku ini sebagai upaya untuk mendokumentasikan para sastrawan/seniman Sumatera Utara lintas genre dan angkatan.
“Selama ini sastrawan dan seniman di Sumut terus berjuang membangun kesenian di daerah ini. Tapi banyak di antaranya yang tidak tercatat. Dilupakan begitu saja,” kata Sugeng.
Sugeng menambahkan, jumlah 100 itu sudah mencakup sastrawan dan seniman lintas genre antara lain teater, musik, film, perupa, tari.
“Aku khawatir kalau tidak dicatatkan, kelak ketika meninggal, jejak mereka sama sekali tidak pernah dicatat. Kenapa 100, itu hanya untuk memudahkan penyebutannya saja. Mereka kuwawancarai satu persatu dan sebelumnya ada yang telah diterbitkan di rubrik Album harian Waspada yang terbit seminggu sekali,” kata Sugeng.
Sejumlah nama yang termuat di buku ini antara lain, Triwahjuono Harijadi atau yang lebih dikenal sebagai Yono USU (tokoh komunitas Jede) Yulhasni, Tubagus Ayat Pradipta, Syafrizal Sahrun. Juga ada M.Raudah Jambak, Baharuddin Saputra, Wirja Taufan, Jones Gultom, Porman Wilson Manalu, Edi Siswanto, Ramajani Sinaga, Aishah Basar, Suyadi San, Zulkarnaen Siregar, Bunda Djibril Djuhra, Tsi Taura dan yang lainnya.
Reporter
JONES GULTOM