Basyir

Karya Ramajani Sinaga

[Sumber: Detak Unsyiah, 29 Mei 2012]

Basyir duduk melamun dengan badan menjorok di tepi laut. Wajahnya keriput terlihat murung. Matanya terus memandangi lautan biru yang luas tak ada habisnya, matanya merah seakan menahan tumpahan air mata. Entah masalah apa yang sedang merasuki pikirannya. Yang jelas, sejak kedatangan orang-orang berbadan tinggi dan bertubuh tegap ke kampungnya, Basyir lebih banyak melamun dan terlihat murung di tepi pantai menghadap air laut.

Basyir hidup sebatang kara, istri dan anaknya tertelan ombak tsunami tujuh tahun lalu. “Tujuh tahun sudah mereka pergi dipanggil Ilahi, seandainya mereka ada di sampingku. Pasti, mereka akan lebih mengerti kegalauan hatiku,” gumamnya pelan, suaranya tidak terdengar karena suara deburan ombak biru di bibir pantai.

Baca lebih lanjut

Hadiah Untuk Laila

Karya Ramajani Sinaga

[Sumber: Lintas Gayo, 13 Mei 2012]

Angin telah mengibas-ibas daun dan ranting pohon cemara di sekitar tugu pendidikan Syiah Kuala. Aku menunggu kehadiranmu sedari tadi. Aku tersentak ketika melihatmu tertatih-tatih sangat lamban menuju tubuhku. Tampak wajahmu sedang menyimpan masalah sangat besar, aku tahu walaupun kau mencoba merubah wajahmu menjadi sumringah, tentunya kau sedang menyimpan rapat masalah-masalah itu agar aku tidak mengetahuinya.

Baca lebih lanjut

Tjoet Nja’ Dhien, Kisah Epik Pahlawan Wanita Indonesia

Oleh: Ramajani Sinaga

[Sumber: Detak Unsyiah, Mei 2012]

Judul : Tjoet Nja’ Dhien

Sutradara : Eros Djarot

Produser : Alwin Abdulah, Alwin Arifin, Sugeng Djarot

Distributor : Kanta Indah Film

Durasi : 150 Menit

“Hentikan Gambang, Allah Maha Besar. Gambang, sudahlah, ayahmu (Teuku Umar) telah syahid. Gambang, sebagai perempuan Aceh, pantang meneteskan air mata untuk orang yang telah syahid di medan perang. Bangkitlah! Agar arwah ayahmu tenang. Perjuangan kita masih panjang Gambang…”

Baca lebih lanjut